Sabtu, 04 Juni 2016

Core Stability



Stabilitas adalah sebuah proses dinamis yang meliputi dua hal, yaitu posisi statis dan gerakan yang terkontrol .Berdasarkan  penelitian biomekanik oleh Punjab dan kawan-kawan, maka diperkenalkan konsep stabilitas lumbopelvic fungsional, dimana stabilitas sebagai  suatu tindakan yang dilakukan oleh kerja antara  tiga subsistem: pasif, aktif dan persarafan.

Subsistem pasif terdiri dari struktur osseus atau vertebrae dan diskus atau artikular, ligamen dan tulang belakang, serta pembatasan gerakan segmental mereka. Fungsi daripada subsistem pasif ini adalah memonitor gerak dan posisi spine.
Struktur aktif ini mengacu pada otot dan tendo sendiri, yang menstabilkan segmen tulang belakang saat bergerak. Otot-otot harus memiliki ketahanan dan kekuatan yang memadai untuk melakukan fungsi ini agar memuaskan (karakteristik fungsional otot).
Subsistem saraf/ kontrol mengacu pada kontrol otot yang menyediakan sokongan pada tulang belakang. Neuromuskular kontrol menyediakan aksi bersama antara masukan aferen (proprioception) dan keluaran eferen dari sistem saraf (koordinasi), dan memungkinkan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan yang diperlukan dan pada waktu yang tepat. Dengan kata lain bahwa stabilitas tulang belakang dan juga daerah lumbo-pelvic adalah hasil kerja yang sinergis dari 3 elemen utama menurut Punjab, 1992:
  1. Dukungan dari struktur pasif osseoligamentous. (Osteo-ligamentous subsystem)
  2. Dukungan aktif dari sistem otot. (muscle subsystem)
  3. Pengendalian sistem otot oleh saraf pusat (Central Nervous Subsystem)
Beberapa hal utama yang harus diperhatikan di dalam mempelajari stabilitas adalah:
  • Kontrol postural (kapasitas untuk menjaga proyeksi pusat gravitasi tubuh terhadap base of support) yang kurang baik di saat istirahat atau bergerak, misalnya, saat   berdiri dengan otot fleksor pinggul dalam kondisi kontraksi dan kurangnya pertahanan  pada  glutealis dapat menunjukkan rendahnya kontraksi aktif otot Hal ini menjadi lebih nyata saat menjalankan aktivitas dengan level yang tinggi
  • Spasme otot (ketegangan otot), dapat menyebabkan keterbatasan pada fleksor pinggul hal ini menunjukkan kontrol otot yang buruk pada otot panggul dan ketidakseimbangan antara pinggul dan otot-otot panggul
  • Kelemahan otot (penurunan kapasitas otot), akan terlihat pada saat melakukan aktifitas gerak fungsional dan dapat dinilai dengan beberapa tessederhana untuk mengidentifikasi masalah, namun melakukan tesfungsional akan lebih baik, seperti; satu langkahkakiturun ataukegiatanmelompatakanmengidentifikasi masalahyang lebih spesifikyang perlu dikoreksi.
Core Stability
Core Stability secara definisi menurut Kibler (2006) adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan batang badan melalui panggul dan kaki sehingga memungkinkan menghasilkan kinerja gerakan tubuh yang optimal, transfer dan kontrol kekuatan gerakan  persegmen ke terminal dalam sebuah aktifitas rantai kinetik terintegrasi.
Core dalam pengertiannya merujuk kepada daerah Lumbo-Pelvic-Hip kompleks, Core menjadi daerah awal dari semua gerakan, dan juga berkenaan dengan titik tumpu dari gaya gravitasi. Pada daerah Lumbo-Pelvic-Hip ini terdapat 29 otot yang saling terkait untuk membentuk suatu stability system.
Dengan adanya efisiensi dari Core yaitu kemampuan untuk memelihara hubungan otot agonis dan antagonis sehigga dapat memperbaiki penampilan postur, meningkatkan koordinasi gerakan, efisiensi tenaga dan mengurangi angka risiko cidera.
Otot utama dari Core Muscle antara lain adalah otot panggul, Transversus Abdominis, Multifidus, Internal dan Eksternal Obliques, Rektus Abdominis, Sacrospinalis khususnya Longissimus Thoracis, dan Diafragma. Minor Core Muscle termasuk Latisimus Dorsi, Gluteus Maximus, dan Trapezius.
Dilihat dari letak core muscle tersebut, maka tidak heran jika setiap gerakan fungsional dari anggota gerak akan saling berkaitan erat dengan core muscle ini. Karena Core muscle menjadi “inti” atau pusat untuk semua kekuatan yang dibutuhkan dalam meningkatkan pelaksanakan kegiatan fisik yang berbeda.

Fungsi dari Core muscle
Fungsi umum dari core muscle untuk menstabilkan dada dan panggul selama gerakan dinamis  dan juga memberikan tekanan internal untuk mengusir zat (muntah, kotoran, udara penuh karbon, dll).
Berdasarkan pergerakan tubuh, fungsi core musle dapat dibagi menjadi dua,  yaitu; static core function dan dynamic core function.
1. Fungsi static core muscle
Fungsi statis core adalah kemampuan seseorang untuk menyelaraskan dan menstabilisasi atau menjaga tubuh tetap diam melawan dorongan kekuatan dari luar.
2. Fungsi dinamik core muscle
Sifat gerakan dinamis harus memperhitungkan struktur kerangka kita  (sebagai tuas) di samping kekuatan resistensi eksternal, dan akibatnya menggabungkan sebuah kompleks yang sangat berbeda dari otot-otot dan sendi melawan posisi statis. Karena itu desain fungsional, selama gerakan dinamis ada ketergantungan lebih pada otot inti dari hanya kekakuan kerangka seperti dalam situasi statis. Hal ini karena tujuan gerakan ini tidak melawan tahanan, statis tidak berubah, tapi untuk melawan  kekuatan yang berhubungan dengan perubahan bidang gerak.
Dengan menggabungkan gerakan, tulang-tulang tubuh harus menyerap perlawanan dengan cara cairan, dan dengan demikian tendon, ligamen, otot, dan persarafan mengambil tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab ini meliputi reaksi postural dengan perubahan dalam kecepatan (kecepatan dari kontraksi), gerak (reaksi waktu kontraksi) dan kekuatan (jumlah perlawanan menolak dalam periode waktu).
Fungsi dinamis core muscle adalah menjaga keseimbangan  tubuh saat bergerak. Sebelum seseorang melakukan gerakan yang lebih dulu mesti dilakukan adalah menciptakan keseimbangan tubuh untuk dapat menggerakkan anggota tubuh lainya secara fungsional.
Manfaat melatih core muslce adalah sebagai berikut:
  1. Memperkuat core muscles akan memperbaiki postur tubuh dan mencegah sakit pinggang (low back).
  2. Membantu menjaga kesehatan otot, sehingga mencegah cidera pinggang lebih lanjut.
  3. Meningkatkan kinerja tubuh
  4. Latihan memperkuat core muscle tidak menyebabkan sakit nyeri otot.
  5. Memperpanjang otot dan mencegah ketidakseimbangan pijakan saat menjadi tua.
Pada daerah lumbar spine, otot local dan global bekerja dalam harmony untuk memberikan keseimbangan biomekanik. Dengan mempertimbangkan lumbar spine sebagai contoh; distribusi kekuatan pada sistem local menunjukkan respon untuk mempertahankan atau memelihara kondisi postural, selama system global menghasilkan gerakan dan membantu dalam stabilisasi seperti yang seharusnya atau dibutuhkan. Local muscles (segmental stabilization) dan Otot global mengontrol range of movement dan alignment.
proses  pembentukan stabilisasi pada core muscle (Model of core stability Jeffrey M. Willardson, 2007) dapat disimpulkan bahwa mekanisme terbentuknya stabilisasi oleh otot inti (core muscle) terjadi karena  stimulasi dari gerak extremitas (aktifitas proprioceptor) melalui pembebanan (external load) serta kondisi postural adjustments yang kemudian di interpretasikan oleh sistem saraf pusat sebagai keputusan akan adanya kebutuhan untuk melakukan stabilisasi pada region lumbopelvic, lalu di sampaikan ke otot inti (stabilisator) serta mengaktivasi otot tersebut  yang kemudian akan menghasilkan stabilisasi serta  kontrol saraf. Hal tersebut di atas juga dikenal sebagai mekanisme Feed Forward Mechanism (FFM) yang memiliki hubungan erat dengan otot-otot inti pada tubuh manusia.




0 komentar:

Posting Komentar